Salah satu tanaman langka yang berkhasiat untuk menambah stamina yang hanya bisa tumbuh di Gunung Dieng, Kabupaten Wonosobo, kini bisa ditemukan di Kaligua. Tasim (45), warga Dukuh Kaligua, Desa Pandansasri, Kecamatan Paguyangan ini pelopor budidaya Purwaceng di Kaligua bersama seorang temannya, Datum (46) mencoba menanam Purwaceng di rumahnya dan berhasil tumbuh dengan baik.
Ditemui di rumahnya, Dukuh Kaligua Rt.3 Rw.5 Nomor 108 Desa Pandansasi, Selasa (22/6) Tasim mulai menanam Purwaceng sejak 3 bulan lalu. Berawal dari saudaranya yang tinggal di Wonosobo mencoba menanam Purwaceng di rumahnya. Selain untuk campuran kopi, Purwaceng juga bisa untuk lalapan. “Saya dan keluarga sering makan Purwaceng untuk lalapan” tutur Karyawan Pabrik The Kaligua ini.
Purwaceng dijadikan alternative selain menanam the, dan sayur dan buah-buahan bagi masyarakat Kaligua karena mempunyai prospek yang cerah. Tanaman ini pun merupakan tanaman yang sangat potensial untuk dijadikan komoditas unggulan, karena setelah digarap secara tradisional, ternyata memiliki potensi pasar yang cukup menjanjikan. Untuk 1 kilogram Purwaceng bisa mencapai Rp. 100 ribu. Purwacang ini tumbuh seperti umbi-umbian yang memiliki kadar ‘ginseng’ sangat tinggi.
Tim juga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk mengembangkan Purwaceng di Kaligua yang nantinya bisa menjadi unggulan selain the hitam Kaligua. “Semoga Purwaceng bisa menjadi andalan baru Kaligua” harapnya.
Dari namanya saja, sudah memberikan gambaran tentang khasiat. Nama itu diambil dari kata Purwa dan Ceng. Kata Purwa dalam kamus Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) memiliki arti permulaan, masa lalu, masa yang lama. Sedangkan Ceng asal kata dari Cengeh, artinya gadis centil atau Ceng yang berdiri sendiri berarti saripati (tebu).
Meski sebetulnya sulit ditanam, Purwaceng yang bernama latin Pimpirella pruatjan makin banyak dicari. Sepintas, Purwaceng tak jauh berbeda dari tanaman perdu yang tumbuh liar di pinggir jalan atau kebun-kebun kosong. Padahal, bisa dibilang tanaman ini tak bisa diremehkan lantaran punya manfaat besar. Meski termasuk jenis perdu, Purwaceng merupakan tanaman yang tergolong langka.
Bahkan di Dataran Tinggi Dieng yang merupakan daerah asalnya, tak semua tempat di sana bisa ditanami Purwaceng. Selain ketinggian permukaan, tanah tempatnya tumbuh juga harus mengandung unsur-unsur tertentu, dengan kelembaban dan cuaca yang tertentu pula.
Purwaceng punya ciri khas berdaun kecil agak bulat dan bergerigi di bagian pinggirnya. Purwaceng memiliki satu batang dengan beberapa cabang daun yang tumbuh melebar di atas tanah. Purwaceng yang subur bisa memiliki cabang daun yang diameternya mencapai 20 cm. Bila tumbuh di tempat yang tepat, daun Purwaceng tumbuh subur dengan ukuran agak besar. Purwaceng yang subur dan bagus juga bisa memiliki akar yang panjangnya mencapai 20 cm, dan saat dipanen akarnya berwarna kuning.
No comments:
Post a Comment